Rabu, 09 Mei 2012

PENGENDALIAN KUALITAS PROSES STATISTIK DATA ATRIBUT C-CHART


C Chart dalam Pengendalian Kualitas Statistik
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk pengendaliaan kualitas adalah peta control (control chart). Di mana peta kontrol dapat digunakan untuk:
  1. Mengetahui apakah telah terjadi perubahan proses produksi.
  2. Mendeteksi adanya penyebab-penyebab yang mempengaruhi proses.
  3. Membuat standar suatu proses.
Variasi kualitas produk sering timbul. Dalam proses produksi ada dua jenis variasi yang timbul dalam proses produksi, yaitu (Montgomery, 2001):
  • Assignable cause adalah variasi yang dapat dicari sumber-sumber penyebabnya dan ini harus dihilangkan. Misalnya kualitas bahan baku tidak homogen, petunjuk kurang jelas, kondisi mesin kurang baik.
  • Random (common cause) adalah variasi natural (variasi yang tak dapat dilacak sumber - sumbernya) dan variasi jenis ini tak dapat dihilangkan 100%, tetapi diminimalkan. Salah satu contoh adalah kualitas bahan baku dibuat sehomogen mungkin, tingkat ketrampilan operator diupayakan sama.
Peta kontrol dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu peta kontrol atribut dan peta kontrol variabel. Karakteristik kualitas yang dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dinamakan variabel, sedangkan kualitas yang dinilai sebagai sesuai atau tidak sesuai (cacat) dinamakan atribut. Peta kontrol memberikan informasi tentang kemampuan proses, nilai parameter proses yang penting, dan stabilitas terhadap waktu sehingga memberikan taksiran kemampuan proses. Informasi ini
sangat berguna bagi perancangan produk dan proses. Pengertian atribut dalam pengendalian kualitas berkaitan dengan karakteristik kualitas yang dapat digolongkan atas baik (diterima) dan cacat (ditolak). Salah satu peta kontrol atribut yaitu Peta kontrol c (c chart), yaitu peta kontrol untuk jumlah ketidaksesuaian (number of nonconformities), mempunyai kegunaan yang jauh lebih terbatas.


 Perbedaan antara barang yang Taksesuai dan Ketaksesuaian
Barang yang Taksesuai adalah barang yang dalam beberapa hal gagal memenuhi satu atau lebih spesifikasi yang ditetapkan . Setiap kejadian dari kurangnya kesesuaian barang terhadap spesifikasi adalah Ketaksesuaian.
Setiap barang yang taksesuai berisi satu atau lebih ketaksesuaian bilamana memungkikan untuk menghitung jumlah semua ketaksesuaian dalam setiap barang , atau dalam setiap kelompok dalam jumlah yang sama dari barang-barang yang sama, mungkin beralasan untuk menggunakan teknik bahkan kendali berdasarkan distribusi poisson.
Bagan c berlaku bagi sejumlah ketaksesuaian dalam subgroup berukuran konstan. Setiap subgroup untuk bagan c biasanya merupakan barang tunggal; peubah c adalah jumlah ketaksesuaian yang diamati dalam satu barang. Tetapi subgroup bagan c dapat merupakan dua atau lebih barang. Hal itu dapat berarti bila ukuran subgroup konstan dalam pengertian bahwa subgroup-subgrup yang berbeda mempunyai peluang yang sama bagi kemunculan ketaksesuaian. Bila peluang kemunculan ketaksesuaian berubah dari subgroup ke subgroup tersedia bagan y untuk ketaksesuaian per unit.

Batas-Batas Untuk Bagan c Didasarkan pada distribusi poisson
            Sebelumnya telah dijelaskan bahwa batas eksponensial, binomial poisson berguna bukan hanya sebagai batas binomial tetapi juga sebagai distribusi probabilitas itu sendiri.
            Dalam banyak jenis barang yang diproduksi di pabrik kesempatan munculnya ketaksesuaian banyak sekali, walaupun kesempatan munculnya ketaksesuaian pada satu titik adalah kecil. Jika hal ini benar menurut teori statistik adalah tepat untuk mendasari batas-batas kendali dengan asumsi bahwa distribusi poisson dapat diterapkan. Batas-batas pada bagan kendali c didasarkan pada asumsi ini.
Suatu item yang tidak memenuhi syarat atau yang cacat dalam proses pengendalian kualitas didefinisikan sebagai tidak memenuhi satu atau lebih spesifikasi standar untuk item tersebut maka item tersebut akan dikategorikan cacat atau tidak memenuhi syarat. Penggolongan produk cacat berdasarkan kriteria di atas kadang-kadang untuk jenis produk tertentu dianggap kurang representatif, karena mungkin saja suatu produk masih dapat berfungsi dengan baik walaupun satu atau lebih titik spesifikasi yang tidak memenuhi spesifikasi.
Beberapa contoh jenis ketaksesuaian dimana bagan c dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
  1. C adalah jumlah paku keeling yang tak sesuai pada pesawat terbang atau badan pesawat terbang.
  2. C adalah jumlah kerusakan pada titik-titik lemah dalam isolasi pada panjang tertentu yang diisolasi bila diuji pada tegangan tertentu.
  3. C adalah jumlah ketidaksempurnaan permukaan yang diamati dalam lembaran yang dilapisi seng atau yang di cat, disepuh , atau diberi lapisan email pada daerah tertentu.
  4. C adalah jumlah “ biji” (kantongan udara kecil)yang diteliti dalam botol kaca.
  5. C adalah jumlah ketaksempurnaan yang diteiti dalam satu gulungan kayu bahan baju.
  6. C adalah jumlah ketaksempurnaan permukaan dalam segulung kertas berlais atau selembar film foto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar